A. Peran Geografi dalam
Kehidupan
1. Ada
banyak peran manfaat mempelajari geografi, berikut uraiannya.
Geografi sebagai
sintesis Penelitian geografi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan
melalui proses ilmiah. Proses ini menggambarkan suatu sintesis ilmu
pengetahuan.
2. Geografi
sebagai analisis hubungan keruangan
Pada analisis ini,
variabel-variabel yang berhubungan di teliti hubungan, interaksi, dan
interdependensinya.
3. Geografi
sebagai kajian pengguna ruang
Pada kondisi
pertumbuhan penduduk yang tinggi efektivitas dan efesiensi penggunaan ruang
harus makin di tingkatka. Hal ini disebabkan kehidupan penduduk memerlukan
sarana dan prasarana penunjang kehidupan.
4. Geografi
sebagai bidang penelitian
Peran ilmu geografi sebagai bidang
penelitian antara lain sebagai berikut:
a.
Mengembangkan dan meningkatkan ilmu
geografi. Peran ini berupa pengembangan teori, konsep, prinsip, dan hukum yang berlaku pada
tubuh ilmu pengetahuan tersebut.
b.
Melaksanakan praktis untuk kepentingan
pengembangan kehidupan secara langsung, peran ini terwujud dalam bentuk
penyusunan alternatif penyelesaian masalah kehidupan dan perencanaan atau
pengembangan sarana kehidupan.
5. Geografi
sebagai bidang pendidikan
Peran ilmu geografi sebagai bidang
pendidikan antara lain sebagai berikut:
a.
Siswa yang mempelajari geografi dilatih
berorientasi serta memproyeksikan diri di dalam ruang, orientasi dan proyeksi
ini meliputi unsur-unsur keruangan seperti arah, jarak, luas, dan bangunan.
b.
Siswa yang mempelajari geografi telatih
mengamati dan memahami relasi anatara berbagai gejala pada suatu wilayah.
c.
Geografi mengajarkan siswa untuk
menghayati alam sehingga membangkitkan apresiasi untuk melestarikan alam
d.
Siswa yang mempelajari geografi di ajak
menyadari kondisi wilayah negaranya, baik sekarang maupun di masa lampau.
e.
B.
Peranan Geografi Dalam Pembangunan
Berkelanjutan
Geografi
sebagai salah satu disiplin ilmu, yang memandang pembangunan dari berbagai
sisi, atau menggunakan cara pandang yang holistik, turut berusaha mencari
solusi permasalahan pembangunan. Secara umum, geografi mampu menjelaskan
berbagai fenomena perbedaan yang terjadi antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Atau minimal, geografi memiliki sense of place yang lebih tinggi
dibandingkan dengan disiplin ilmu lain.
Jika
disiplin ilmu lain selalu menjelaskan fenomena dengan menggunakan sistem
thinking yang telah terjadi, maka geografi berusaha menjelaskan fenome secara
aktual. Contoh kasus adalah pembangunan jalur busway di Jakarta, yang
sesungguhnya dirancang oleh orang Teknik Sipil – UI. Pendekatan yang dilakukan
pada awalnya, yakni untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, dalam tanda kutip
bisa dinyatakan tidak berhasil. Hal ini karena pendekatan program dijalankan
menggunakan pendekatan kuantitatif, atau untuk rugi dalam mengatasi permasalahan
kemacetan. Sehingga dapat dikatakan program kurang berhasil. Perhitungan yang
dilkukan lebih banyak menghitung kost pengembalian, tapi kost kerusakan
lingkungan tidak pernah terhitung.
Ada
pendekatan pembangunan yang sedang dirumuskan kembali, bahkan dirancang sudah
mendunia yakni Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Dalam pendekatanya,
KLHS berusaha menggagas visi pembangunan berkelanjutan yang dimulai dari
pembuatan kebijakan. Hal ini penting karena banyak kerusakahan lingkungan yang
disebabakan oleh pembanguna itu sendiri. Sebagai sebuah proses yang sistematis,
KLHS berusaha menggagas pembangunan yang bervisikan berkelanjutan. Secara umum,
KLHS berusaha meningkatkan manfaat pembangun, mengurangi kemungkinan kekeliruan
dalam pembuatan perkiraan pada awal proses perencanaan kebijakan atau projek
pembangunan.
C.
Gejala Geografi dalam Kehidupan
Sehari-hari
Beberapa
gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi di
daerah-daerah tertentu antara lain cuaca, iklim, gempa bumi, vulkanisme, dan
angin. Sebelumnya telah dijelaskan Aspek-aspek Geografi,
berikut ini akan dijelaskan beberapa gejala:
1.
Cuaca - Gejala Geografi dalam Kehidupan
Sehari-Hari
Cuaca
adalah keadaan rata-rata pada suatu tempat, meliputi daerah yang sempit, dan
waktunya relatif singkat. Cuaca sangat memengaruhi kehidupan manusia di muka
bumi. Keadaan cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan
dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca misalnya suhu udara, tekanan udara,
kelembapan, angin, keadaan awan, dan curah hujan.
2.
Iklim
Berikutnya
yakni iklim. Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca pada suatu wilayah yang
luas dan dalam waktu yang lebih lama. Iklim sangat berpengaruh pada pergantian
musim yang ada di Indonesia. Keberadaan musim penghujan dan musim kemarau di
Indonesia sangat berpengaruh pada kehidupan petani khususnya untuk kelangsungan
hidup tanaman-tanaman semusim, di mana pada musim kemarau petani akan menanam palawija
dan pada musim penghujan petani akan menanam padi. Keadaan iklim di permukaan
bumi sangat bervariasi tergantung pada letak lintang dan bentuk daerah.
Unsur-unsur iklim antara lain, pola suhu atau temperatur udara, pola tekanan
udara, dan pola kelembapan udara.
3.
Gempa Bumi
Gempa
bumi adalah gejala alam yang memengaruhi kehidupan manusia. Gempa bumi dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu gempa bumi runtuhan (terban), gempa bumi tektonik,
dan gempa bumi vulkanik. Manusia sampai saat ini hanya bisa meramalkan akan
adanya gempa bumi, tetapi belum bisa memastikan kapan terjadinya gempa bumi,
sehingga hal yang terpenting adalah kewaspadaan penyelamatan diri ketika
terjadi bencana tersebut.
4.
Vulkanisme
Vulkanisme
adalah peristiwa naiknya magma dari dalam perut bumi menuju permukaan bumi.
Magma merupakan campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat
panas. Aktivitas magma sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu magma dan
banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma dapat berbentuk gas, padat, dan
cair. Vulkanisme juga merupakan salah satu gejala geografi dalam
kehidupan sehari-hari.
5.
Angin
Perbedaan
tekanan udara di beberapa tempat menimbulkan aliran udara dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah yang disebut dengan angin. Untuk
mengetahui arah angin dapat digunakan bendera angin dan untuk mengetahui
kecepatan angin di gunakan alat yang di sebut dengan anemometer. Angin terjadi
sepanjang tahun atau setiap musim dengan intensitas yang berbeda-beda. Angin
sangat diperlukan manusia, khususnya bagi para nelayan yang menggantungkan pada
arah dan kecepatan angin dalam aktivitasnya mencari ikan di laut.
D.
Mengartikan Geografi Manusia
a.
Votes
Pada
umumnya, Geografi sebagai sebuah disiplin ilmu terbagi menjadi dua
bagian-besar, yaitu geografi fisik dan geografi manusia (human geography). Gerald R. Pitzl
(2004:127), geografi manusia termasuk bidang kajian yang sangat luas. Semua kajian
geografi termasuk kajian geografi manusia, kecuali geografi fisik dan
kartografi. Hal ini menunjukkan bahwa geografi itu ada 3, yakni geografi fisik,
geografi manusia dan geografi teknik (contoh kartografi dan SIG).
Pemilahan kajian, menjadi geografi fisik dan
geografi manusia, terjadi pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Ironisnya,
pemilahan seperti itu menjadi tetap tidak mulus, karena geografi dianggapnya
sebagai kajian ruang-muka bumi kaitannya dengan manusia. Karena itu, bagi
pandangan tertentu, pemilihan geografi menjadi geografi manusia dan
geografi fisik, dianggapnya menjadi tidak relevan.
Khusus
dalam konteks wacana ini, penyebutan geografi fisik atau manusia, lebih
disebabkan karena masalah pengarusutamaannya saja. Bila kajiannya, dimaksudkan
untuk mengkaji aspek manusia, dengan data-data geografi fisik, atau dalam
bahasa statistik, aspek kemanusiaannya lebih dominan dibandingkan aspek fisik,
disebut sebagai geografi manusia. Sedangkan, bila penelitian geografi itu,
pengarusutamaannya pada aspek fisik, dengan informasi budaya atau manusia
sebagai imbuhannya, kajian itu disebutnya geografi fisik. Khusus untuk
konteks ini, dan untuk memantapkan pemahaman kita mengenai geografi manusia,
kita akan melakukan telaahan kritis terhadap makna geografi manusia.
Terdapat ragam definisi atau batasan pengertian
mengenai geografi manusia. Batasan definisi geografi yang mengandung sikap
kritis dan analitis, dikemukakan Erin H. Fouberg, Alexander B.
Murphy, H. J. de Blij. Dalam karya bersamanya (Fouberg, Murphy dan
de Blij, 2009:8) mengatakan bahwa Geografi Manusia:
Memfokuskan kajian terhadap
bagaimana manusia memanfaatkan tempat, bagaimana manusia mengorganisasir
masyarakat dan ruang, bagaimana manusia melakukan interaksi dengan sesama yang
laiinya pada satu tempat dengan tempat lain, dan bagaimana mereka memiliki
kepekaan terhadap yang lain, dan lokasi, region serta dunianya.
Dari batasan makna geografi manusia itu, ada empat
pokok pikiran yang menunjukkan identitas kajian geografi manusia. Pertama,
kajian mengenai pola perilaku manusia dalam memanfaatkan tempat. Setiap
orang memiliki persepsi, penilaian, dan tindakan nyata yang berbeda terhadap
tempat. Sebuah pohon besar dan rindang, akan dinilai berbeda oleh setiap orang.
Orang bernalar ekonomi, akan memandangnya sebagai modal kekayaan untuk
mendapatkan uang, dan dia berniat untuk menebang serta menjual kayunya. Seorang
arsitek akan memandangnya sebagai bahan yang baik untuk membuat rumah atau seni
kerajinan. Seorang yang mistik, akan menjadikannya sebagai tempat pemujaan.
Sementara seorang ekolog, akan memandangnya sebagai modal utama dalam menjaga
kelestarian lingkungan. Kajian mengenai keragaman manusia dalam
memanfaatkan tempat dan sumberdaya yang ada di tempat tersebut, merupakan kajian
geografi manusia.
Kedua,
geografi manusia melakukan kajian mengenai pola dan perilaku manusia dalam
mengorganisasir masyarakat dan ruang. Tempat, sebagaimana yang dikemukakan
sebelumnya, tidak sekedar individu atau parsial. Sebuah tempat, seperti
sawah, misalnya, merupakan lokasi yang dihuni oleh berbagai komponen
lainnya. Geografi melakukan kajian mengenai pola dan perilaku manusia
dalam mengelola ruang-ruang tersebut. Karena ruang yang ada, bukan sekedar
tempat menyimpan barang, tetapi membutuhkan penataan yang baik, sehingga bisa
dijadikan sebagai tempat tinggal manusia.
Ketiga, geografi manusia mengkaji mengenai
interaksi antara manusia dengan tempat dan interakasi keruangan. Getis, Getis
dan Fellmann (2008), menyebut aspek ini sebagai aspek interaksi keruangan. Sosiologi
mengkaji mengenai interaksi sosial, sementara geografi manusia mengkaji
mengenai interaksi keruangan. Di dalam kajian ini, geografi manusia berusaha
unuk mengkaji mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya, dan interaksi
ruang satu dengan ruang yang lainnya.
Terakhir,
merujuk pada pandangan Fouberg, Murphy dan de Blij (2009:8), geografi manusia
berusaha untuk mengkaji mengenai kepekaan dan rasa memiliki manusia terhadap
lokasi, region dan dunianya. Aspek ini, biasa disebut dengan sense of place. Keragaman rasa
memiliki tempat (sense of place),
bukan sekedar terhadap rumah, desa, negara, tetapi juga terhadap planet bumi
ini. Target pelestarian bumi, dan penyelamatan lingkungan, pada dasarnya
bersandar pada besarannya sense of place. Kerusakan lingkungan,
adalah contoh nyata rendahnya sense of place dari manusia.
Untuk memahami hakikat geografi, kita bisa
menggunakan kalimat pertanyaan untuk mengujinya. Dalam hal ini, kita bisa
meminjam pertanyaan yang diajukan Marvin Mikesell (Fouberg, Murphy dan de Blij,
2009:9) yang berupaya untuk menjelaskan hakikat geografi. Dalam kesempata itu
Marvin Mikesell, mengatakan bahwa geografi itu adalah ilmu yang berupaya
menjawab pertanyaan “why of where”.
Oleh
karena itu, mudah diterima bila Fellmann, Getis, dan Getis (2003:5)
berpendapat bahwa geografi manusia berkaitan dengan kajian mengenai dunia
sebagaimana adanya, dan dunia-sebagaimana-menjadi. Geografi manusia
mengkaji tentang penduduk, dimana mereka, apa yang mereka sukai dan lakukan, bagaimana
mereka berinteraksi denagn ruang dan ruang yang lainnya, dan bagaimana pola
manusia dalam menggunakan alam dan sumberdaya alam. Batasan makna yang
diajukannya itu, sejalan dengan hakikat geografi yang disampaikan Marvin
Mikesell.
Berdasarkan pertimbangan itu, dapat disederhanakan
bahwa geografi manusia merupakan disiplin ilmu geografi yang mengkhususkan
kajian mengenai keragaman fenomena manusia terkait dengan perilaku
keruangannya. Dalam perilaku keruangannya tersebut, erat kaitannya dengan
persepsi ruang, pengetahuan, emosi dan tindakan keruangan.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar