Minggu, 26 Juni 2016

Peran Geografi dalam Kehidupan (Matematika dan IAD BAB VI)

A. Peran Geografi dalam Kehidupan
1.      Ada banyak peran manfaat mempelajari geografi, berikut uraiannya.
Geografi sebagai sintesis Penelitian geografi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan melalui proses ilmiah. Proses ini menggambarkan suatu sintesis ilmu pengetahuan.
2.      Geografi sebagai analisis hubungan keruangan
Pada analisis ini, variabel-variabel yang berhubungan di teliti hubungan, interaksi, dan interdependensinya.
3.      Geografi sebagai kajian pengguna ruang 
Pada kondisi pertumbuhan penduduk yang tinggi efektivitas dan efesiensi penggunaan ruang harus makin di tingkatka. Hal ini disebabkan kehidupan penduduk memerlukan sarana dan prasarana penunjang kehidupan.
4.      Geografi sebagai bidang penelitian
Peran ilmu geografi sebagai bidang penelitian antara lain sebagai berikut:
a.       Mengembangkan dan meningkatkan ilmu geografi. Peran ini berupa pengembangan teori,    konsep, prinsip, dan hukum yang berlaku pada tubuh ilmu pengetahuan tersebut.
b.      Melaksanakan praktis untuk kepentingan pengembangan kehidupan secara langsung, peran ini terwujud dalam bentuk penyusunan alternatif penyelesaian masalah kehidupan dan perencanaan atau pengembangan sarana kehidupan.
5.      Geografi sebagai bidang pendidikan
Peran ilmu geografi sebagai bidang pendidikan antara lain sebagai berikut:
a.       Siswa yang mempelajari geografi dilatih berorientasi serta memproyeksikan diri di dalam ruang, orientasi dan proyeksi ini meliputi unsur-unsur keruangan seperti arah, jarak, luas, dan bangunan.
b.      Siswa yang mempelajari geografi telatih mengamati dan memahami relasi anatara berbagai gejala pada suatu wilayah.
c.       Geografi mengajarkan siswa untuk menghayati alam sehingga membangkitkan apresiasi untuk melestarikan alam
d.      Siswa yang mempelajari geografi di ajak menyadari kondisi wilayah negaranya, baik sekarang maupun di masa lampau.
e.        
B.     Peranan Geografi Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Geografi sebagai salah satu disiplin ilmu, yang memandang pembangunan dari berbagai sisi, atau menggunakan cara pandang yang holistik, turut berusaha mencari solusi permasalahan pembangunan. Secara umum, geografi mampu menjelaskan berbagai fenomena perbedaan yang terjadi antara satu tempat dengan tempat yang lain. Atau minimal, geografi memiliki sense of place yang lebih tinggi dibandingkan dengan disiplin ilmu lain.
Jika disiplin ilmu lain selalu menjelaskan fenomena dengan menggunakan sistem thinking yang telah terjadi, maka geografi berusaha menjelaskan fenome secara aktual. Contoh kasus adalah pembangunan jalur busway di Jakarta, yang sesungguhnya dirancang oleh orang Teknik Sipil – UI. Pendekatan yang dilakukan pada awalnya, yakni untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, dalam tanda kutip bisa dinyatakan tidak berhasil. Hal ini karena pendekatan program dijalankan menggunakan pendekatan kuantitatif, atau untuk rugi dalam mengatasi permasalahan kemacetan. Sehingga dapat dikatakan program kurang berhasil. Perhitungan yang dilkukan lebih banyak menghitung kost pengembalian, tapi kost kerusakan lingkungan tidak pernah terhitung.
Ada pendekatan pembangunan yang sedang dirumuskan kembali, bahkan dirancang sudah mendunia yakni Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Dalam pendekatanya, KLHS berusaha menggagas visi pembangunan berkelanjutan yang dimulai dari pembuatan kebijakan. Hal ini penting karena banyak kerusakahan lingkungan yang disebabakan oleh pembanguna itu sendiri. Sebagai sebuah proses yang sistematis, KLHS berusaha menggagas pembangunan yang bervisikan berkelanjutan. Secara umum, KLHS berusaha meningkatkan manfaat pembangun, mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam pembuatan perkiraan pada awal proses perencanaan kebijakan atau projek pembangunan.

C.     Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi di daerah-daerah tertentu antara lain cuaca, iklim, gempa bumi, vulkanisme, dan angin. Sebelumnya telah dijelaskan Aspek-aspek Geografi, berikut ini akan dijelaskan beberapa gejala:
1.      Cuaca - Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Cuaca adalah keadaan rata-rata pada suatu tempat, meliputi daerah yang sempit, dan waktunya relatif singkat. Cuaca sangat memengaruhi kehidupan manusia di muka bumi. Keadaan cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca misalnya suhu udara, tekanan udara, kelembapan, angin, keadaan awan, dan curah hujan.
2.      Iklim
Berikutnya yakni iklim. Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lebih lama. Iklim sangat berpengaruh pada pergantian musim yang ada di Indonesia. Keberadaan musim penghujan dan musim kemarau di Indonesia sangat berpengaruh pada kehidupan petani khususnya untuk kelangsungan hidup tanaman-tanaman semusim, di mana pada musim kemarau petani akan menanam palawija dan pada musim penghujan petani akan menanam padi. Keadaan iklim di permukaan bumi sangat bervariasi tergantung pada letak lintang dan bentuk daerah. Unsur-unsur iklim antara lain, pola suhu atau temperatur udara, pola tekanan udara, dan pola kelembapan udara.
3.      Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gejala alam yang memengaruhi kehidupan manusia. Gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gempa bumi runtuhan (terban), gempa bumi tektonik, dan gempa bumi vulkanik. Manusia sampai saat ini hanya bisa meramalkan akan adanya gempa bumi, tetapi belum bisa memastikan kapan terjadinya gempa bumi, sehingga hal yang terpenting adalah kewaspadaan penyelamatan diri ketika terjadi bencana tersebut.
4.      Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa naiknya magma dari dalam perut bumi menuju permukaan bumi. Magma merupakan campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas. Aktivitas magma sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma dapat berbentuk gas, padat, dan cair. Vulkanisme juga merupakan salah satu gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Angin
Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat menimbulkan aliran udara dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah yang disebut dengan angin. Untuk mengetahui arah angin dapat digunakan bendera angin dan untuk mengetahui kecepatan angin di gunakan alat yang di sebut dengan anemometer. Angin terjadi sepanjang tahun atau setiap musim dengan intensitas yang berbeda-beda. Angin sangat diperlukan manusia, khususnya bagi para nelayan yang menggantungkan pada arah dan kecepatan angin dalam aktivitasnya mencari ikan di laut.

D.    Mengartikan Geografi Manusia
a.       Votes
Pada umumnya, Geografi sebagai sebuah disiplin ilmu terbagi menjadi dua bagian-besar, yaitu geografi fisik dan geografi manusia (human geography). Gerald R. Pitzl (2004:127), geografi manusia termasuk bidang kajian yang sangat luas. Semua kajian geografi termasuk kajian geografi manusia, kecuali geografi fisik dan kartografi. Hal ini menunjukkan bahwa geografi itu ada 3, yakni geografi fisik, geografi manusia dan geografi teknik (contoh kartografi dan  SIG).
Pemilahan kajian, menjadi geografi fisik dan geografi manusia, terjadi pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Ironisnya, pemilahan seperti itu menjadi tetap tidak mulus, karena geografi dianggapnya sebagai kajian ruang-muka bumi kaitannya dengan manusia.  Karena itu, bagi pandangan tertentu, pemilihan  geografi menjadi geografi manusia dan geografi fisik, dianggapnya menjadi tidak relevan.
Khusus dalam konteks wacana ini, penyebutan geografi fisik atau manusia, lebih disebabkan karena masalah pengarusutamaannya saja. Bila kajiannya, dimaksudkan untuk mengkaji aspek manusia, dengan data-data geografi fisik,  atau dalam bahasa statistik, aspek kemanusiaannya lebih dominan dibandingkan aspek fisik, disebut sebagai geografi manusia. Sedangkan, bila penelitian geografi itu, pengarusutamaannya pada aspek fisik, dengan informasi budaya atau manusia sebagai imbuhannya, kajian itu disebutnya geografi fisik.  Khusus untuk konteks ini, dan untuk memantapkan pemahaman kita mengenai geografi manusia, kita akan melakukan telaahan kritis terhadap makna geografi manusia.
Terdapat ragam definisi atau batasan pengertian mengenai geografi manusia. Batasan definisi geografi yang mengandung sikap kritis dan analitis, dikemukakan Erin H. Fouberg,  Alexander B. Murphy,  H. J. de Blij. Dalam karya bersamanya  (Fouberg, Murphy dan de Blij, 2009:8) mengatakan bahwa Geografi Manusia:
Memfokuskan kajian terhadap bagaimana manusia memanfaatkan tempat, bagaimana manusia mengorganisasir masyarakat dan ruang, bagaimana manusia melakukan interaksi dengan sesama yang laiinya pada satu tempat dengan tempat lain, dan bagaimana mereka memiliki kepekaan terhadap yang lain, dan lokasi, region serta dunianya.
Dari batasan makna geografi manusia itu, ada empat pokok pikiran yang menunjukkan identitas kajian geografi manusia.  Pertama, kajian mengenai pola perilaku manusia dalam memanfaatkan tempat.  Setiap orang memiliki persepsi, penilaian, dan tindakan nyata yang berbeda terhadap tempat. Sebuah pohon besar dan rindang, akan dinilai berbeda oleh setiap orang. Orang bernalar ekonomi, akan memandangnya sebagai modal kekayaan untuk mendapatkan uang, dan dia berniat untuk menebang serta menjual kayunya. Seorang arsitek akan memandangnya sebagai bahan yang baik untuk membuat rumah atau seni kerajinan. Seorang yang mistik, akan menjadikannya sebagai tempat pemujaan. Sementara seorang ekolog, akan memandangnya sebagai modal utama dalam menjaga kelestarian lingkungan.  Kajian mengenai keragaman manusia dalam memanfaatkan tempat dan sumberdaya yang ada di tempat tersebut, merupakan kajian geografi manusia.
Kedua, geografi manusia melakukan kajian mengenai pola dan perilaku manusia dalam mengorganisasir masyarakat dan ruang. Tempat, sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, tidak sekedar individu atau parsial. Sebuah tempat,  seperti sawah, misalnya, merupakan lokasi yang dihuni oleh berbagai komponen lainnya.  Geografi melakukan kajian mengenai pola dan perilaku manusia dalam mengelola ruang-ruang tersebut. Karena ruang yang ada, bukan sekedar tempat menyimpan barang, tetapi membutuhkan penataan yang baik, sehingga bisa dijadikan sebagai tempat tinggal manusia.
Ketiga, geografi manusia mengkaji mengenai interaksi antara manusia dengan tempat dan interakasi keruangan. Getis, Getis dan Fellmann (2008), menyebut aspek ini sebagai aspek interaksi keruangan. Sosiologi mengkaji mengenai interaksi sosial, sementara geografi manusia mengkaji mengenai interaksi keruangan. Di dalam kajian ini, geografi manusia berusaha unuk mengkaji mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya, dan interaksi ruang satu dengan ruang yang lainnya.
Terakhir, merujuk pada pandangan Fouberg, Murphy dan de Blij (2009:8), geografi manusia berusaha untuk mengkaji mengenai kepekaan dan rasa memiliki manusia terhadap lokasi, region dan dunianya. Aspek ini, biasa disebut dengan sense of place.  Keragaman rasa memiliki  tempat (sense of place), bukan sekedar terhadap rumah, desa, negara, tetapi juga terhadap planet bumi ini. Target pelestarian bumi, dan penyelamatan lingkungan, pada dasarnya bersandar pada besarannya sense of place. Kerusakan lingkungan, adalah contoh nyata rendahnya sense of place dari manusia.
Untuk memahami hakikat geografi, kita bisa menggunakan kalimat pertanyaan untuk mengujinya. Dalam hal ini, kita bisa meminjam pertanyaan yang diajukan Marvin Mikesell (Fouberg, Murphy dan de Blij, 2009:9) yang berupaya untuk menjelaskan hakikat geografi. Dalam kesempata itu Marvin Mikesell, mengatakan bahwa geografi itu adalah ilmu yang berupaya menjawab pertanyaan “why of where”.
Oleh karena itu, mudah diterima bila Fellmann, Getis,  dan Getis (2003:5) berpendapat bahwa geografi manusia berkaitan dengan kajian mengenai dunia sebagaimana adanya, dan dunia-sebagaimana-menjadi.  Geografi manusia mengkaji tentang penduduk, dimana mereka, apa yang mereka sukai dan lakukan, bagaimana mereka berinteraksi denagn ruang dan ruang yang lainnya, dan bagaimana pola manusia dalam menggunakan alam dan sumberdaya alam. Batasan makna yang diajukannya itu, sejalan dengan hakikat geografi yang disampaikan Marvin Mikesell.
Berdasarkan pertimbangan itu, dapat disederhanakan bahwa geografi manusia merupakan disiplin ilmu geografi yang mengkhususkan kajian mengenai keragaman fenomena manusia terkait dengan perilaku keruangannya.  Dalam perilaku keruangannya tersebut, erat kaitannya dengan persepsi ruang, pengetahuan, emosi dan tindakan keruangan.

SUMBER :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar