INTERNET
ADDICTION
A.
Pengertian
Kecanduan Internet (Internet Addiction)
Internet diciptakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia, mengakses segalanya dengan lebih cepat dan
praktis. Banyak sekali kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh internet yang
membuat banyak orang menjadi tergiur untuk menggunakannya. Tidak heran jika jumlah
dari pengguna internet kini kian hari kian meningkat. Jika kita lihat, saat ini
banyak sekali orang-orang di sekitar kita yang tidak dapat lepas dari
gadget-nya. Bahkan disaat sedang berjalan maupun sedang berbincang dengan orang
lain perhatian mereka tidak lepas dari gadget mereka masing-masing. Internet
menjadi teman yang paling setia dan paling dibutuhkan. Memang, tidak dapat kita
pungkiri perkembangan zaman juga menuntut kita untuk menggunakan internet.
Namun, jika kita tidak dapat membatasinya maka hal ini dapat menimbulkan suatu
gangguan yang sering disebut oleh para ahli jiwa sebagai Internet Addiction
Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet.
v Pengertian
Menurut Para Ahli
·
Menurut Young (1996), seseorang bisa disebut
kecanduan pada internet apabila individu tersebut menunjukkan perilaku-perilaku
tertentu. Perilaku-perilaku tersebut dibuat berdasarkan pada kriteria-kriteria
kecanduan berjudi (pathological gambling) yang dapat membedakan antara orang
yang kecanduan pada internet dan yang tidak sampai kecanduan. Seorang pengguna
internet sudah dapat digolongkan sebagai pecandu internet bila ia memenuhi
sedikitnya lima dari delapan kriteria yang disebutkan oleh Young.
·
Menurut McKenna & Bargh, internet merupakan salah
satu cara untuk mengurangi loneliness karena internet memungkinkan seseorang
dapat berinteraksi scara tidak langsung dengan seseorang lainnya di belahan
dunia. Dalam menggunakan internet kita dapat mengembangkan perasaan, mendapat
dukungan sosial serta mendaatkan teman baru yang baik dalam mengembangkan
perasaan, jika individu menghabiskan banyak waktu di internet dimanapun ia
berada, maka individu loneliness akan menyediakan waktu lebih sedikit untuk
berinteraksi dengan tatap muka didunia nyata serta mengurangi kesempatan untuk
lebih jauh mengenal hubunganya dengan dunia nyata.
·
Menurut Brenner (dalam Essau, 2008), individu dapat mengalami kecanduan ketika menghabiskan
waktunya selama 19 jam per minggu, dimana dalam penggunaannya individu
menunjukkan adanya keinginan untuk menambah waktu penggunaan internet,
adanya ketidaknyamanan yang dirasakan ketika individu tersebut tidak
menggunakan internet, dan adanya keinginan untuk secara terus-menerus
menggunakan internet.
Ø Young membagi kecanduan internet kedalam 5 kategori, yaitu :
-
Cybersexual
addiction, yaitu seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs-situs porno
atau cybersex secara kompulsif.
-
Cyber-relationship
addiction, yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber.
-
Net
compulsion, yaitu seseorang yang terobsesi pada situs-situs perdagangan (cyber
shopping atau day trading) atau perjudian (cybercasino).
-
Information
overload, yaitu seseorang yang menelusuri situs-situs informasi secara
kompulsif.
-
Computer
addiction, yaitu seseorang yang terobsesi pada permainan-permainan online
(online games).
Ø Sejumlah gejala pola
perilaku telah dicantumkan oleh Kimberley Young, seorang peneliti tentang
kecanduan internet, untuk menentukan apakah seseorang sudah digolongkan sebagai
pecandu. internet adalah sebagai berikut:
-
Pikiran
pecandu internet terus-menerus tertuju pada aktivitas berinternet dan sulit
untuk dibelokkan ke arah lain.
-
Adanya
kecenderungan penggunaan waktu berinternet yang terus bertambah demi meraih
tingkat kepuasan yang sama dengan yang pernah dirasakan sebelumnya.
-
Yang
bersangkutan secara berulang gagal untuk mengontrol atau menghentikan
penggunaan internet.
-
Adanya
perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika yang bersangkutan
berusaha menghentikan penggunaan internet.
-
Adanya
kecenderungan untuk tetap on-line melebihi dari waktu yang ditargetkan.
-
Penggunaan
internet itu telah membawa risiko hilangnya relasi yang berarti, pekerjaan,
kesempatan studi, dan karier.
-
Penggunaan
internet menyebabkan pengguna membohongi keluarga, terapis, dan orang lain
untuk menyembunyikan keterlibatannya yang berlebihan dengan internet
-
Internet
digunakan untuk melarikan diri dari masalah atau untuk meredakan
perasaan-perasaan negatif seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan
sebagainya. Internet Addiction memberikan dampak
negative bagi para penggunanya. Namun hal ini bukan berarti tidak dapat
dicegah. Internet Addiction dapat dicegah dengan membatasi waktu pemakaian
internet serta mengetahui dan memahami website-website apa saja yang pantas
untuk dikunjungi sesuai tingkatan usia. Apabila pengguna sudah dapat menyeimbangkan
dirinya dalam berinternet, dampak kecanduan internet akan bisa diatasi.
·
Dampak
Kecanduan Akan Internet
1.
Meiningkatkan
kriminalitas dan juga cyber crime
2.
Menyebabkan
terjadinya cyber bullying
3.
Banyak orang
menjadi lupa waktu, karena terlalu asik bermain dengan internet
4.
Tugas-tugas
yang terbengkalai
5.
Bagi para
siswa, dapat berpotensi untuk menurunkan prestasi akademik
6.
Cenderung acuh
terhadap lingkungan sekitar
7.
Membolos dari
pekerjaan dan juga sekolah (terutama bagi mreka yang kecanduan internet dan
juga game online)
8.
Dapat merusak
mental, karena tidak semua konten internet baik untuk dibuka dan diakses
9.
Aspek emosi dan
juga sosial yan gmenjadi rendah, terutama terhadap sesame
10. Pola berpikir yang dapat menjadi menurun
·
Berikut beberapa cara mudah yang dapat
digunakan untuk mengatasi gangguan kecanduan internet.
a.
Mengakui
bahwa anda seorang penderita gangguan kecanduan internet
Pengakuan merupakan hal yang paling awal
untuk mengatasi suatu gangguan. Biasanya seorang penderita suatu ganguan sangat
sulit mengakui bahwa dirinya mengalami gangguan tersebut. Hal ini dapat
menghambat dalam mengatasi gangguan itu sendiri, karena jika tidak mengakuinya
maka dia tidak mungkin mengambil tahap selanjutnya untuk mengatasi ganguan
tersebut.
b.
Mengetahui
penyebab dari gangguan kecanduan internet pada diri sendiri
Sebelum mengatasi gangguan ini, ada baiknya
kita mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkan kita kecanduan internet.
Misalnya, tidak dapat terlepas dari internet karena chatting secara terus
menerus atau bermain game on-line secara berlebihan. Dengan mengetahui
penyebabnya, akan lebih mudah bagi kita untuk mengatasinya.
c.
Mengetahui
dampak buruk gangguan kecanduan internet
Setelah mengetahui penyebabnya kita juga
harus tahu dampaknya. Mengapa? Karena dengan mengetahui dampak buruk kecanduan
internet kita dapat termotivasi untuk mengurangi penggunaan internet agar
terhindar dari dampak buruk tersebut. Banyak sekali dampak buruk yang
disebabkan oleh kecanduan internet, misalnya menjadi depresi, antisocial,
menyebabkan banyak penyakit fisik, putus sekolah, dan sebagainya.
d.
Membatasi
penggunaan internet
Hal ini merupakan hal yang paling utama dan
merupakan intinya. Percuma saja jika kita mengakui bahwa kita seorang pecandu
internet, mengetahui penyebab dan dampaknya namun tidak mengurangi penggunaan
internet. Kita harus bisa memilih mana hal yang dapat kita lakukan tanpa
menggunakan internet mana hal yang harus kita gunakan dengan internet. Selama
kita bisa melakukan sesuatu tanpa menggunakan internet mengapa tidak dicoba,
seperti disaat kita membutuhkan hiburan kita masih bisa bermain permainan lain
selain game online atau disaat kita ingin mengobrol selama masih bisa bertemu
dengan lawan bicara secara langsung sebaiknya kita berbicara face to face
dibandingkan lewat chatting atau e-mail.
e.
Meluangkan
waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Internet dapat membuat kita menjadi seorang
yang apatis. Nah, untuk itu kita harus meluangkan waktu yang lebih dengan
orang-orang disekitar kita. Dengan ini kita dapat mengalihkan pikiran kita agar
tidak kecanduan dengan internet. Hal ini dapat kita mulai dari lingkukan yang
paling kecil yaitu keluarga. Kita dapat menghabiskan waktu kita dengan
berbincang-bincang dengan keluarga tercinta untuk mengisi waktu luang kita.
Selain mempererat rasa kekeluargaan kita juga dapat terhindar dari kecanduan
internet.
B.
JENIS
JENIS INTERNET ADDICTION
1. Cybersexual Addiction
individu yang sering mengunjungi situs
dewasa, melihat hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara
eksplisit dan terlihat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar atau
file-file khusus orang dewasa.
2. Cyber-Relationship Addiction
mengacu pada individu yang senang mencari
teman secara online. individu tersebut menjadi kecanduan untuk mengikuti
layanan chatroom dan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan
pertemanna online atau terikat dengan perselingkuhan virtual
3. Net Compulsions
yang termasuk dalam kategori ini adalah :
perjudian online, belanja online, dan perdagangan online
4. Information Overload
informasi yang tersedia di internet
menimbulkan perilaku konfulsif
5. Computer Addiction
kecanduan internet yang secara terus
menerus dapat menimbulkan masalah dalam lingkungan kehidupannya.
C. Contoh kasus
Game online adalah media elektronik yang menyuguhkan
berupa tampilan gerak, warna, suara yang memiliki aturan main dan terdapat
level tertentu, yang bersifat menghibur dan bersifat adiktif. Adiksi terhadap
game online adalah kesenangan bermain game karena memberi rasa kepuasan
tersendiri bagi individu tersebut. “Seperti anak laki-laki yang tidak lulus
sekolah atau mendapatkan nilai yang kurang karena di pengaruhi oleh dunia
internet, ia selalu kecanduan untuk bermain internet atau di warnet bahkan
sampai lupa waktu. Seketika berangkat sekolah pamit pada orang tua tetapi ia
ternyata bolos sekolah hanya karena ingin bermain game online yang menurut ia
lebih penting daripada pendidikan sangat di sayangkan waktu terbuang hanya
untuk bermain game online” beberapa bentuk gejala kecanduan ditunjukkan dengan
kurangnya tidur, kelelahan, nilai yang buruk, performa kerja yang menurun, lesu
dan kurangnya fokus. Penderita juga cenderung kurang terlibat dalam aktivitas
dan hubungan sosial. penderita akan berbohong tentang berapa lama waktu yang
mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang
mereka tunda karenanya. Dalam keadaan offline mereka menjadi pribadi yang lekas
marah saat ada yang menanyakan berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk
berinternet.
D.
Faktor
Etiologi
Kecanduan didefinisikan
sebagai dorongan kebiasaan untuk terlibat dalam aktivitas tertentu atau menggunakan
zat, bukan dengan berdiri konsekuensi buruk pada individu fisik, sosial,
spiritual, mental, dan kesejahteraan finansial. Alih-alih mengatasi hambatan
hidup, mengatasi stres sehari-hari dan menghadapi trauma masa lalu atau
sekarang, pecandu merespon maladaptif dengan beralih ke mekanisme koping semu.
Biasanya, kecanduan memanifestasikan karakteristik psikologis dan fisik.
Sebagai kecanduan perilaku, fokus pada isu-isu psikologis yang meningkatkan
konsumsi internet adalah membantu untuk membantu dalam pemahaman klinis mengapa
orang berlebihan.
a.
Cognitive-behavioral
Model
Kecanduan teknologi sebagai bagian dari
kecanduan perilaku: kecanduan internet menampilkan komponen inti dari kecanduan
(kedudukan kentara, mood modifikasi, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh).
Dari perspektif ini, pecandu internet ditampilkan arti-penting kegiatan, sering
mengalami keinginan dan perasaan disibukkan dengan internet saat offline. Ia
juga menunjukkan bahwa menggunakan internet sebagai cara untuk menghindari
perasaan mengganggu, mengembangkan toleransi internet untuk mencapai kepuasan,
mengalami penarikan, kapan mengurangi penggunaan intenet, penderitaan saat
meningkatnya konflik dengan orang lain karena aktivitas, dan kambuh kembali ke
internet juga tanda-tanda kecanduan. Model ini telah diterapkan pada perilaku
seks tersebut, berjalan, konsumsi makanan, dan perjudian.
b.
Neuropsychological
Model
Seorang individu akan diklasifikasikan
sebagai pecandu internet asalkan ia memenuhi siapa pun dari tiga kondisi
berikut: (1) salah satu akan merasa bahwa lebih mudah untuk mencapai
aktualisasi diri secara online daripada di kehidupan nyata, (2) salah satu akan
pengalaman dysphoria dan depresi setiap kali akses ke internet rusak atau kusut
berfungsi, (3) orang akan mencoba untuk menyembunyikan waktu penggunaan yang
benar nya dari anggota keluarga.
c.
Situational
Factors
Faktor situasional berperan dalam
pengembangan kecanduan internet. individu yang merasa kewalahan atau yang
mengalami masalah pribadi atau yang experince mengubah hidup acara seperti
divorve arecent, relokasi, atau kematian dapat menyerap diri dalam dunia maya
yang penuh fantasi dan intrik.
DAFTAR
PUSTAKA