Minggu, 08 November 2015

Ilmu Budaya Dasar(2) bab 2

PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Peranan individu juga menentukan berat-tidaknya penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Namun disisi lain penderitaan merupaka sebuah memori yang gelap sehingga memunculkan rasa sedih akan menahan sesuatu yang sangat bagi seseorang yang mengalami karena masalah seseorang selalu berbeda dan biasanya permasalah yang ada disesuaikan dengan orang tersebut ketika seseorang tidak bisa menahan saat itu seseorang merasakan penderitaan karena tidak bisa mengatasinya.
Contoh penderitaan pada remaja
Penderitaan paling besar yang dialami para remaja ialah narkoba dan penyakit mematikannya aids. Dimana mereka para remaja oda “orang dengan aids” banyak menerima perlakuan yang tidak baik dimata masyarakat dan lingkungan sekitar. Dan ini juga menjadi penderitaan seseorang tersebut. Dan pada oda tersebut tidak bisa menahan cemooh dari orang-orang sekitar sehingga membuat oda menjadi depresi dan mengalami tekanan batin. Sehingga hal itu membuat oda menganggap hal itu menjadi penderitaan.

PENGERTIAN SIKSAAN 
Penyiksaan adalah tindakan sengaja yang menimbulkan rasa sakit fisik yang parah dan mungkin cedera pada seseorang, meskipun penyiksaan psikologis dan hewan juga ada. Penyiksaan telah dilakukan atau disetujui oleh individu, kelompok dan negara sepanjang sejarah dari zaman kuno sampai modern, dan bentuk penyiksaan dapat sangat bervariasi dalam durasi dari hanya beberapa menit sampai beberapa hari atau bahkan lebih lama. Penyiksa mungkin atau mungkin tidak berniat untuk membunuh atau melukai korban, tapi kadang-kadang penyiksaan sengaja fatal dan dapat menyertai bentuk pembunuhan atau hukuman mati. Tujuannya juga mungkin untuk menimbulkan rasa sakit tetapi tanpa menyebabkan cedera fatal, atau kadang-kadang cedera sama sekali. Dalam kasus lain, penyiksa mungkin acuh tak acuh terhadap kondisi korban. Ada juga penyiksaan yang bisa berakibat fatal pada akhirnya, tetapi di mana upaya yang dilakukan tidak membunuh korban dengan cepat untuk memperpanjang jangka waktu penderitaan.
Siksaan itu sendiri seperti luapan emosi akan masa lalu yang dirasakan atau sebuah tindakan akan mengatasi masalah itu, namun biasanya siksaan pada emosi layaknya gunung api yang menahan lava untuk keluar itu sebuah pengandaian yang terjadi dalam gejolak hati

Tiga siksaan yang bersifat psikis
Tiga siksaan yang bersifat Psikis yaitu :
1.     Kebimbangan

Siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit. 
2.    Kesepian
M erupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia. Kesepian merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Hal ini dapat dialami seseorang yakni rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada di lingkungan orang ramai. 
3.    Ketakutan
Merupakan suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan. 

Penyebab seseorang merasa ketakutan, antara lain :
*      Claustrophobia dan Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
*      Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya  seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.

*      Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .

*      Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan

*      Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.

KEKALUTAN MENTAL
a.    Pengertian kekalutan mental
Kekalutan mental merupakan suatu penderitaan batin yang dialami seseorang yang disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan yang harus ia atasi sehingga orang tersebut mengalami gangguan kejiwaan seperti bertingkah laku secara kurang wajar. Kekalutan mental dapat dialami oleh berbagai status ataupun tingkatan individu dalam masyarakat. Contoh kekalutan mental salah satunya yaitu, apabila seseorang menginginkan suatu barang namun kemampuan yang ia miliki tidak mungkin bisa untuk mendapatkan barang tersebut, maka cara apapun akan dilakukan demi barang tersebut, sekalipun dengan cara yang tidak baik. Keinginan yang mengebu-gebu ini akan mengakibatkan orang tersebut mengalami kekalutan mental yang juga akan berdampak pada terjadinya agresi, regresi, fiksasi, proyeksi, identifikasi, narsisme maupun autisme sehingga harus berkonsltasi pada psikiater.

Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental, yaitu :
1.     Pada jasmani. Seseorang yang mengalami kekalutan mental akan sering merasakan pusing, sesak napas, deman, serta nyeri pada lambung.
2.    Pada kejiwaan akan timbul rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
*      Kepribadian yang lemah
Seseorang yang merasa rendah diri atau minder akan dengan mudah mengalami kekalutan mental. Ia yang merasa dirinya tidak sempurna dibanding dengan orang-orang disekitarnya akan menyendiri. Hal ini menbuat seseorang tesudut pada keadaan yang tidak mengenakan dan mentalnya akan hancur.
*      Terjadinya konflik sosial budaya
Roda kehidupan terus berputar, tidak selamanya sesorang berada di titik paling atas. Biasanya pada orang yang kehidupannya mewah dan serba ada, akan mengalami kekalutan mental saat ia kehilangan seluruh harta yang ia miliki. Untuk menjalani hidup sehari-hari ia akan dihantui rasa ketakutan akan tidak dapat lagi merasakan kemewahan, sehingga jiwanya terganggu.
*      Cara pematangan batin
Over acting dalam kehidupan sosial akan menimbulkan dampak yang sungguh tidak mengenakan. Misalkan seseorang yang bertingkah berlebihan dalam hidup bermasyarakat, akan menyebabkan banyak orang yang mungkin tidak suka pada dirinya. Akan timbul pembicaraan yang tidak mengenakan hati tentangnya. Apabila orang tersebut sadar bahwa banyak orang yang tidak suka dengan tingkahnya, maka orang tersebut akan mengalami kelakutan mental yang akan mengganggu jiwanya.

TAHAP-TAHAP GANGGUAN KEJIWAAN
Tahap-tahap gangguan kejiwaan, yaitu :

*      Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya

*      Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.

*     Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan

*      Krisis ekonomi yang berkepanja gan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.

*     Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.

*      Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.



Hubungan penderitaan dan perjuangan
Penderitaan merupakan resiko hidup yang sifatnya kodrati. Untuk keluar dari penderitaan tentulah manusia itu sendiri yang berhak memilih dengan cara apa ia keluar dari penderitaan. Terbebas dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Untuk mencapai kelangsungan hidup yang lebih baik, maka manusia harus berjuang dengan seluluh kemampuan yang dimiliki. Selain berjuang, untuk terbebas dari penderitaan tentu harus disertai dengan kesabaran dan doa. Karena hidup tidak selalu berada di atas atau bahagia. Maka manusia harus optimis dan berusaha sert berjuang dalam menghadapi kesulitan hidup.

  Penderitaan, media massa dan seniman
Dengan adanya media masa di masa yang modern ini, contoh-contoh penderitaan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat. Dengan adanya media massa, semua berita dapat dirangkum dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyiksa serta menindas orang lain.
Semakin hari semakin banyak berita tentang penderitaan yang dapat kita jumpai. Hal ini membuat para seniman, terutama seniman perfilman yang tidak jarang mendapat ide-ide cemerlamg untuk memfilmkan cerita tentang penderitaan. Dengan harapan, film yang para seniman buat dapat menjadi pelajaran bagi para penonton tentang cara keluar dari penderitaan serta menjadi tameng untuk mencegah terjadinya penderitan bagi dirinya.

PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
 Sebab – sebab timbulnya penderitaan, yaitu sebagai berikut :
*      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
*      Penderitaan yang timbul karen penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. 

PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini di ungkapkan dalam pribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “Nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. 
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri, anti kekerasan, ia beruang menentang kekerasan, dan lain – lain. 
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai – nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar