Kamis, 10 November 2016

Psikologi dan Teknologi Internet ( INTERPERSONAL 2)

INTERPERSONAL 2
A.    Psikologi Keterarikan Interpersonal dalam Internet
Dalam berinternet para netter dibuai dengan banyaknya fitur internet seperti mailing, chatting, gaming, serta jejaring sosial. Dalam menggunakan fitur tersebut kita biasanya tidaklah sendiri, melainkan kita bertemu netter lain baik secara langsung maupun tidak dan karena hal tersebut muncullah komunikasi diantara para netter karena desakan kebutuhan manusia seperti kebutuhan akan aktualisasi diri dan kebutuhan akan eksistensi orang lain. Dari komunikasi itulah timbul ketertarikan antara netter satu dengan lainnya seperti seorang gamer yang menjagokan karakter buatan orang lain yang jauh lebih kuat dari karakter game yang ia buat, atau seorang pengguna jejaring sosial yang tertarik dengan lawan jenis setelah melihat gambar profil orang lain yang dianggapnya menarik, bahkan dengan fitur teleconference yang juga disediakan dalam berinternet menambah peluang terjadinya ketertarikan antara netter satu dengan lainnya.

B.    Hambatan Teknologi dalam Interpersonal Online-Relation
a.     Antara kedua orang tersebut kurang bahkan tidak merasakan kedekatan emosional karena tidak melihat wujud fisik dari lawan bicaranya 
b.     Tidak dapat melihat komunikasi non verbal yang diberikan komunikator kepada komunikannya padahal komunikasi non verbal itu penting dalam melakukan komunikasi agar terbentuk mutual understanding antara keduanya. 
c.     Banyak kebohongan yang terdapat dalam penggunaan media terlebih media virtual karena tidak dapat melihat gerak-gerik maupun gesture yang diungkapkan dalam non verbal dari lawan bicaranya dan pesan yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan karena tidak ada bukti yang otentik. 
d.     Etika dan Norma yang minim yaitu sering adanya komentar yang kurang baik dan saling terjadi pertentangan dan perdebatan  yang biasanya tentang SARA  itu sering terjadi dalam beberapa situs. 
e.     Kurang terjamin nya komitmen yaitu sring terjadi ingkar janji  di dalam suatu hubungan perjanjian di internet. 
f.      danya Identitas Palsu, seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan identitasnya.

C.    Perilaku Negatif Intrpersonal Online-Relation
Ø  Cyber Cheating
Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika seseorang yang telah memiliki pasangan memiliki hubungan yang dekat pula dengan orang lain. Misalkan seorang istri memiliki akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam daftar temanya dan selama ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda dengan mantannya itu, maka hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
Ø  Cyber Flirting
Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam dunia maya. cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku negatif cyber flirting tersebut.
Ø  Kebebasan mengakses situs-situs buruk
Situs situs buruk dapat seperti pornografi. Kini tidak susah-susah untuk mencari web tentang pronografi karena tidak ingin membukanya pun sering terpampang sebagai iklan-iklan. Hal ini sangat disayang kan karena masih banyak anak-anak dibawah umur yang menggunakan internet. Karena itu diperlukan peran orang tua untuk membimbing dan menemani jika anak menggunakan internet.
Ø  Perilaku Negatif yang menimbulkan sikap SARA
Hal ini sering terjadi dengan menyinggung Suku, Agama, atau Ras. Karena itu diperlukan adanya etika dalam berkomunikasi baik secara langsung mauoun dalam internet karena jika diperpanjang dapat melibatkan hukum. Contohnya banyak terjadi di beritakan oleh media akhir-akhir ini.

D.    CSCW ( Computer Supported Cooporative Work)
Computer Supported Cooperative Work (CSCW) adalah bidang studi yang berfokus pada perancangan dan evaluasi teknologi baru untuk mendukung proses sosial kerja, dikarenakan mitra yang berjauhan. Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. Dimana saat itu CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Kemudian beberapa orang berpendapat CSCW sama dengan Groupware. Groupware adalah jenis software yang membantu kelompok kerja yang terhubung ke jaringan untuk mengelola aktivitas mereka.
Mungkin salah satu contohnya penerapan CSCW pada bidang pendidikan yaitu dimana para siswa melakukan kelas virtual dan saat itu sedang mengerjakan ulangan harian dimana para siswanya saat melakukannya tidak benar-benar berada di kelas tetapi bisa dimana saja yang memungkinkan siswa tersebut untuk bisa terhubung pada suatu jaringan. Contoh lainnya yaitu fasilitas chating dimana seseorang bisa berdiskusi melalui antarmuka teks tanpa harus bertatap muka secara langsung.
*     CSCW memiliki tujuan yaitu :
- Mempelajari bagaimana orang bekerja sama sebagai kelompok dan apa yang mempengaruhi teknologi.
*     Mendukung proses pelaksanaan pekerjaan walaupun secara geografis dipisahkan
CSCW seringkali diasumsikan sebagai aspek yang dihasilkan dari sebuah groupware. CSCW lebih berorientasi kepada evaluasi terhadap hal-hal yang terjadi dalam proses interaksi antar manusia dalam sekelompok pengguna. Interaksi tersebut antara lain:
A.    Komunikasi yang normal antar manusia
1. Komunikasi face-to-face
2. Percakapan
·       Komunikasi Face To Face
Pada komunikasi face to face Tidak hanya meliputi bicara dan pendengaran, tapi juga menggunakan bahasa tubuh dan tatapan mata.
-        Personal Space
-        Kontak dan tatapan mata
-        Gerak isyarat dan bahasa tubuh
-        Back channel
-        Turn-taking
·       Percakapan
Terdapat dua prinsip ucapan antara lain:
-        relevan artinya bahwa suatu ucapan harus sesuai dengan topik tertentu.
-        helpful artinya suatu ucapan harus dapat dimengerti oleh pendengar dan tidak ada ambigu dari pemahaman pendengar
B.    Komunikasi Berbasis Teks
Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware:
a.     discrete; pesan langsung seperti dalam email
b.     linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
c.     non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
d.     spatial; dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi
C.    Kerja Kelompok
Perilaku kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan hubungan sosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.
-        Dinamika kelompok
-        Layout Fisik
-        Kognisi Terdistribusi

DAFTAR PUSTAKA